KONGSINEWS.COM – Tangerang memiliki sejarah panjang sebagai kota perdagangan di Indonesia.
Salah satunya karena mengalami pengaruh budaya dari berbagai suku dan etnis, termasuk Tionghoa.
Sejarah keberadaan komunitas Tionghoa di Tangerang dimulai pada masa penjajahan Belanda.
Baca Juga:
Musprov ke-2, Yo Nguan Cua Terpilih Kembali Jadi Ketua PSMTI Provinsi Kalbar Periode 2024-2028
Berbagi 3000 Makanan Murah di Pademangan Timur, PSMTI Dukung UMKM Lokal Melalui Program MakMur
Pada saat itu, Belanda membuka pelabuhan di Tangerang sebagai pintu gerbang perdagangan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
Baca artikel menarik lainnya di sini: Ternyata Sudah Ada Sejak Jaman Kerajaan Sunda, Inilah Sejarah Tentang Tionghoa di Cianjur
Seiring dengan berkembangnya perdagangan, komunitas Tionghoa mulai menetap di Tangerang.
Pada masa kolonial, mayoritas komunitas Tionghoa di Tangerang adalah pedagang yang berdagang di pasar dan sekitar pelabuhan.
Mereka berperan penting dalam perkembangan perdagangan di kota ini.
Baca Juga:
Serah Terima Jabatan Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Dihadiri Pengurus Perhimpunan INTI
Sertifikasi MSDM Disorot dalam HR Meet & Talk oleh PMSM Indonesia di BINUS University
Resmikan Rumah Sakit Tzu Chi di Jakarta Utara, Prabowo Subianto Ikut Menampingi Presiden Jokowi
Selama masa kemerdekaan Indonesia, komunitas Tionghoa di Tangerang tetap aktif berkontribusi dalam perkembangan kota.
Salah satu sumbangan terbesar dari komunitas Tionghoa di Tangerang adalah dalam bidang pendidikan.
Beberapa sekolah swasta yang didirikan oleh orang Tionghoa di Tangerang masih beroperasi hingga sekarang.
Dalam sejarahnya, komunitas Tionghoa di Tangerang pernah mengalami masa-masa sulit, terutama pada periode orde baru.
Baca Juga:
Tanggapi Pernyataan Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum IPTI Ardy Susanto: Itu Pernyataan Pribadi
Presiden Jokowi Adakan Pertemuan dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia
PSMTI Dukung Program Pembangunan yang Telah Dilakukan oleh Presiden Jokowi
Pada masa itu, terjadi berbagai kebijakan diskriminatif yang membatasi kegiatan dan hak-hak mereka.
Namun, sejak reformasi pada tahun 1998, komunitas Tionghoa di Tangerang dan Indonesia pada umumnya dapat lebih terbuka.
Sehingga memiliki hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.
Saat ini, komunitas Tionghoa di Tangerang masih aktif dalam berbagai bidang kegiatan
Termasuk perdagangan, industri, seni dan budaya, serta berkontribusi dalam pembangunan kota.***