JAKARTA – Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa meengatakan bahwa perayaan Imlek bukan hanya simbol kebersamaan, tetapi juga simbol keragaman dan guyub bersama seluruh bangsa Indonesia.
Ia menekankan bahwa perayaan Imlek menjadi salah satu daya tarik wisata yang luar biasa dan memiliki kontribusi penting terhadap sektor pariwisata di Indonesia.
“Perayaan Imlek bukan hanya simbol kebersamaan, tetapi juga simbol keragaman dan guyub bersama seluruh bangsa Indonesia.”
Baca Juga:
2 Orang Warga Negara Tiongkok Jadi Tersangka, Kasus Penyebaran SMS Phishing Melalui BTS Palsu
Setelah Presiden Donald Trump Kenakan Tarif Tambahan, Tiongkok Bertekad Balas Amerika Serikat
“Dari sisi pariwisata, perayaan ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang luar biasa,” ujar Ni Luh Puspa.
Menurut Ni Luh Puspa, perayaan Imlek selalu berhasil menarik perhatian wisatawan untuk datang dan merayakan kebudayaan yang kaya.
Di Jakarta, khususnya di kawasan Glodok, serta di kota-kota lain seperti Solo dan Singkawang, Imlek selalu dirayakan dengan sangat meriah dan penuh semangat.
Acara ini tidak hanya menjadi perayaan bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi perayaan kebudayaan yang sangat diapresiasi, terutama dalam dunia pariwisata.
Baca Juga:
Pemerintah Optimis Ekonomi dan Perdagangan Indonesia akan Terus Tumbuh, Mendag Berikan Alasannya
DBJ Dukung Perusahaan-perusahaan Jepang Kembangkan Bisnis di Indonesia, Kolaborasi dengan INA
“Imlek mendatangkan banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, dan turut menggerakkan sektor pariwisata dalam negeri,” tambah Ni Luh Puspa.
Hal senada juga dilontarkan Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Vinsensius Jemadu.
Ia mengatakan bahwa acara ini sejalan dengan tema tahun ini, yaitu “Tahun Kolaborasi,” yang mendorong sinergi antara berbagai pihak untuk mewujudkan tujuan bersama.
“Hari ini kita melihat bahwa sejalan dengan tema tahun ini, sebenarnya tahun kolaborasi.”
Baca Juga:
Momen Prabowo Subianto Sapa dan Peluk Perwakilan PDI Perjuangan di HUT Partai Gerindra
Prabowo Subianto di Depan Jokowi Ungkap Dirinya Malu Maju Lagi Kalau Kecewakan Kepercayaan Rakyat
“Dari Kementerian Pariwisata, khususnya dari Penyelenggaraan Event, Ibu Menteri, Ibu Bidihanti Putri, dan juga Ibu Wamen telah menginstruksikan kepada semua jajaran dibawahnya.”
“Bahwa Penyelenggaraan Event tahun ini, di tengah-tengah keterbatasan pemerintah, ayo mari kita rapatkan barisan untuk berkolaborasi,” ujar Vinsensius.
Ia juga menambahkan, acara seperti Imlek Bersama di Petak Enam ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting dalam menyukseskan acara-acara besar.
“Hari ini sudah terbukti dengan Presiden ASEAN Chinese Youth Association, bersama Kementerian Pariwisata, PSMTI, dan juga GP Ansor, bahkan terlibat dalam kolaborasi ini.”
“Ini menunjukkan bahwa event-event yang diselenggarakan tidak hanya tergantung kepada pemerintah, tetapi kita bersama-sama rapatkan barisan untuk mewujudkan Indonesia Emas,” tambah Vinsensius.
Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta. menegaskan bahwa acara ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, acara ini juga memiliki makna lebih dalam daripada sekadar perayaan, karena turut berperan dalam menjaga toleransi, kebersamaan, dan persatuan antar warga negara Indonesia
“Acara ini bukan hanya untuk merayakan, tetapi sebagai momentum menjaga toleransi, kebersamaan, dan persatuan yang tidak bisa dipecah oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah kita,” tambahnya.
Wilianto juga menegaskan bahwa perayaan ini membuktikan bahwa meskipun Indonesia memiliki banyak perbedaan.
Semua elemen bangsa dapat bersatu dan bekerja sama untuk menjaga keberagaman yang ada.
“Ini adalah bukti bahwa kita semua bersatu meskipun berbeda-beda, dan kita akan terus menjaga kebersamaan ini,” pungkasnya.
Senada dengan Ketua Umum PSMTI, Presiden ASEAN Chinese Youth Association, Tjam Helga. mengungkapkan bahwa acara ini bukan hanya sekedar perayaan Tahun Baru Imlek.
Melainkan juga sebagai wujud pelestarian budaya yang telah turun temurun dari generasi ke generasi sejak zaman nenek moyang kita.
Menurut Tjam Helga, nilai-nilai seperti toleransi, tanggung jawab, dan gotong-royong, yang kini dikenal sebagai kolaborasi merupakan warisan berharga dari nenek moyang yang harus terus dilestarikan.
Meskipun zaman semakin berkembang pesat, ia menegaskan pentingnya menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur ini harus dilakukan, agar budaya Indonesia tetap hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.
Selain itu, Tjam Helga juga menegaskan bahwa acara Imlek di Petak Enam ini memiliki makna yang lebih dalam.
“Acara ini kita gelar juga untuk menunjukkan bahwa Petak Enam adalah ikon DKI Jakarta, sehingga dunia bisa tahu bahwa Indonesia juga memiliki Chinatown.”
“Kami ingin merayakan Imlek secara merakyat, bukan hanya di satu gedung atau hotel.”
“Tetapi bersama masyarakat Indonesia yang ada di Petak Enam ini,” jelasnya, sebagaimana dilansir media Eljohnnews.com.***