KONGSINEWS.COM – Sebuah perusahaan patungan Turkiye dan China memulai pembangunan pabrik manufaktur baterai otomotif baru pada Senin 24 April 2023 di Turkiye barat laut dengan upacara yang dihadiri oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
SIRO, perusahaan patungan antara Farasis Energy yang berbasis di China dan produsen mobil listrik Turki Togg, mengadakan upacara peletakan batu pertama untuk Kampus Pengembangan dan Produksi Baterai SIRO yang baru di kota Gemlik di provinsi Bursa barat laut.
Fasilitas baru ini akan mulai beroperasi pada tahun 2026 dan menjadi pusat terpadu yang memproduksi baterai, modul, dan kemasan Lithium-ion Nickel Manganese Cobalt.
Baca Juga:
Respons Tiongkok Usai Sejumlah Negara Batasi Akses ke DeepSeek, Perusahaan Rintisan Asal Tiongkok
Baca konten menarik lainnya, di sini: Presiden Jokowi Ingin Ganjar Pranowo Lanjutkan Program Unggulan di Masa Pemerintahannya
“Kami mengambil langkah untuk menjadikan Turkiye pemain yang kuat dalam teknologi baterai,” kata Erdogan dalam sambutan pembukaannya.
“Turkiye akan menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu mengembangkan dan memproduksi sel baterai.”
Dia mengatakan bahwa investasi ini akan menambah 33 miliar dolar AS ke PDB dalam 10 tahun dan menciptakan 7.000 pekerjaan.
“Kami menunjukkan dukungan kami dengan menawarkan 30 miliar lira (1,55 miliar dolar AS) dalam investasi tetap,” tambahnya, “dan kami akan terus mendukung siapa pun yang berkontribusi pada ekonomi Turkiye, baik asing maupun domestik.”
Baca Juga:
Tiongkok Tanggapi Statemen Calon Menlu Amerika Serikat yang Sebut Tiongkok Musuh Paling Berbahaya
Tiongkok Antisipasi Warga Pulang Kampung atau Chunyun untuk Reuni Keluarga, Jelang Tahun Baru Imlek
Jangkar Stabilitas dan Kepastian Dunia di Tengah Dinamika Global, Kerja sama Indonesia dan Tiongkok
Fasilitas SIRO akan berlokasi tepat di sebelah Togg Technology Campus, yang telah mulai memproduksi baterai untuk kendaraan listrik pertama Turkiye.
Didirikan pada 2018 dan didukung oleh negara, Togg sangat dihargai oleh Erdogan sebagai proyek prestise untuk menghilangkan ketergantungan Turkiye pada pembuat mobil asing.
Farasis Energy mengoperasikan dua fasilitas produksi di provinsi Ganzhou dan Zhenjiang di China.***