KONGSINEWS.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan China (Tiongkok) termasuk salah satu negara tujuan ekspor ikan terbesar,
“Negara yang paling besar (ekspor ikan), ya Amerika Serikat, Jepang, kemudian China,” kata Trenggono.
.
“Tidak menutup kemungkinan wilayah Eropa ya yang secara spesifik sudah cukup bagus,” pungkasnya.
Sejauh ini, kata dia, pasar ekspor ikan masih terbilang bagus dan tidak terdampak resesi global.
Mengingat kebutuhan protein dunia yang disumbangkan dari sektor perikanan terus meningkat.
“‘Demand’ internasional terus meningkat. Ya, ada memang beberapa penurunan, seperti udang di Amerika ada penurunan sedikit.”
“Tapi konsumsi dan kebutuhan protein kan terus meningkat,” tegasnya.
Untuk komoditas perikanan ekspor, kata dia, sejauh ini masih seperti dulu, yakni udang, tuna, cakalang, sotong, gurita, dan kepiting.
Di sisi lain, Trenggono mengakui pihaknya ingin mengisi ceruk pasar terhadap kebutuhan lima komoditas perikanan yang kuat di pasar internasional yang sudah disebutkan.
Trenggono menyebutkan produksi tilapia atau ikan nila bakal terus digenjot, mengingat besarnya permintaan pasar internasional terhadap komoditas perikanan tersebut.
“Kita ingin ada lima komoditas yang sangat kuat di internasional, yakni udang, lobster, kepiting, tilapia dan rumput laut,” kata Trenggono.
Dia menyampaikan hal itu saat pencanangan Bulan Mutu Karantina di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 19 Maret 2023.
Kegiatan Bulan Mutu Karantina itu mengangkat tema Peran Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dalam Penjaminan Ikan Sehat, Bermutu, dan Bebas Mikroplastik.
Diakui Trenggono, kebutuhan internasional terhadap tilapia memang sangat besar. Bahkan, pasar tilapia pada 2023 secara internasional mencapai setidaknya 13,9 miliar dolar AS.
“Kita akan genjot di sini untuk kemudian budidayanya menjadi lebih bagus,” katanya.
Menurut dia, kawasan Pantai Utara Jawa Tengah juga memiliki prospek bagus untuk pengembangan tilapia, sebagai satu komoditas pengganti udang.
“Jalur Pantai Utara (Pantura) ini dulu kan udang ya. Tapi saya kira karena wilayah sudah tidak bagus akan kita geser, kita revitalisasi menjadi tilapia atau nila,” katanya.***