KONGSINEWS.COM – Dinas Penamanan Modal Pelayananan Tepadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatera Selatan mencatat realisasi investasi di daerah itu.
Realisasi investasi di Provinsi Sumatera Selatan mencapai Rp41,12 triliun atau 24 persen lebih besar jika dibandingkan pada tahun lalu yaitu Rp32,9 triliun.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, dalam satu tahun berjalan 2022, jumlah investasi negara terbesar adalah Hongkong, Tiongkok dengan nilai investasi, 5,26 triliun.
Adapun rinciannya adalah Singapura sebesar Rp 4,07 triliun. Tiongkok Rp 3,21 triliun, Belanda Rp 2,34 triliun dan Jepang Rp 1,04 triliun.
Realisasi capaian penanaman modal asing (PMA) Sumsel itu senilai Rp17,59 triliun atau 42,92 dan didominasi sektor listrik, gas dan air Rp9,55 triliun (54,24 persen).
Industri kertas dan percetakan Rp3,29 triliun (18,70 persen), tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1,06 triliun (6 persen), pertambangan Rp1,01 triliun (5,74 persen) dan industri kayu (4,13 persen).
Untuk PMA adapun wilayahnya meliputi, Kabupaten Muara Enim Rp 10,53 triliun (59,86 persen), Ogan Komering Ilir Rp 3,52 triliun (19,99 persen).
Musi Banyuasin Rp 1,27 triliun (7,24 persen), Banyuasin Rp 0,57 triliun (3,22 persen) dan Musirawas Utara (Muratara) Rp 0,38 triliun (2,17 persen).
Realisasi capaian penanaman modal dalam negeri (PMDN) provinsi Sumsel itu senilai Rp23,53 triliun atau 57,38 persen
Dimana itu didominasi oleh sektor pertambangan yakni Rp4,67 triliun (19,84 persen) , tanaman pangan perkebunan Rp4,25 triliun (18,04 persen) , industri makanan Rp2,88 triliun (11,86 persen), dan konstruksi Rp1,86 triliun (7,89 persen).
Realisasi capaian PMDN berdasarkan lokasi yakni kabupaten Banyuasin sebesar Rp 4,53 triliun (19,27 persen). Kota Palembang, Rp 4,34 triliun (18,46 persen)
Kabupaten Lahat Rp 3,68 triliun (15,67 persen), Muara Enim Rp 2,64 triliun (11,24 persen), dan Musi Banyuasin Rp 2,07 triliun (8,79 persen).
Kepala DPMPTSP Sumsel Yusapta Yudha Kurnia di Palembang, Jumat, mengatakan realisasi investasi tersebut memenuhi target tahun 2022 dari Renstra Pemprov Sumsel dan Kementerian Investasi RI yaitu Rp41 triliun.
“Capaian realisasi investasi di Sumsel itu dapat memenuhi target. Salah satu faktornya tidak terlepas dari membaiknya perekonomian setelah melandainya kasus COVID-19,” katanya.
Menurut dia, capaian investasi itu dapat direalisasikan berkat inovasi layanan dan kemudahan perizinan dan nonperizinan.
“Selain itu, adanya kemudahan berinvestasi sebab wilayah Sumsel itu termasuk daerah zero conflict yang membuat para investor itu merasa nyaman dalam berinvestasi,” jelasnya.
Yudha mengatakan capaian ini bukanlah sebagai kontes antar kabupaten/kota melainkan untuk memberikan informasi kepada publik.
Agar dapat dijadikan faktor penunjang untuk fasilitasi percepatan realisasi proyek dan kemudahan berinvestasi di daerah khususnya di Provinsi Sumsel.
“Serta koordinasi dan kolaborasi daripada semua pemangku kepentingan dalam upaya pencapaian target yang diberikan secara nasional dapat tercapai.”
“Guna menjadikan Provinsi Sumsel sebagai daerah tujuan investasi yang kondusif dan memiliki dampak yang tinggi terhadap perekonomian di Sumsel yang berdaya saing tinggi serta dapat berkontribusi dalam ekonomi nasional,” kata dia.***