KONGSINEWS.COM – Komunitas Tionghoa telah lama hadir di Semarang sejak masa kolonial Belanda di Indonesia.
Pada awalnya, para pedagang Tionghoa datang ke Semarang untuk berdagang dan membuka usaha.
Mereka membawa kebudayaan Tionghoa dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Semarang.
Pada abad ke-19, terjadi migrasi besar-besaran orang Tionghoa ke Semarang.
Baca konten dengan topik ini, di sini: Masuk di Era Dinasti Tang dan Dinasti Song, Komunitas Tionghoa Jateng Makin Kokoh di Masa Kesultanan Demak
Mereka datang dari berbagai daerah di Tiongkok dan membawa kebudayaan dan tradisi mereka.
Komunitas Tionghoa di Semarang tumbuh pesat pada masa itu dan membentuk kawasan pemukiman khusus yang dikenal sebagai Kampung Cina.
Di Kampung Cina, komunitas Tionghoa membangun kuil-kuil dan tempat ibadah lainnya seperti vihara dan klenteng.
Salah satu kuil yang terkenal di Semarang adalah Kuil Sam Poo Kong.
Kuil ini dibangun pada abad ke-15 oleh seorang saudagar Tionghoa yang terkenal di Tiongkok, yaitu Laksamana Cheng Ho.
Selain itu, komunitas Tionghoa di Semarang juga aktif dalam kegiatan sosial dan budaya.
Mereka membentuk berbagai perkumpulan seperti kelompok seni dan budaya, organisasi kemanusiaan, dan klub olahraga.
Namun, pada masa Orde Baru di Indonesia, terjadi diskriminasi terhadap komunitas Tionghoa.
Banyak dari mereka yang kehilangan hak-hak mereka dan terpaksa meninggalkan Indonesia. Namun, sejak reformasi pada tahun 1998.
Situasi komunitas Tionghoa di Semarang telah membaik dan mereka kembali aktif berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Semarang.***